Robert Kiyosaki, seorang investor, pengusaha, dan penulis buku keuangan pribadi terlaris Rich Dad Poor Dad, kembali memberikan peringatan tentang krisis keuangan yang akan datang. Dia percaya bahwa resesi ekonomi sudah dekat dan telah membagikan strategi untuk membantu individu melindungi diri mereka.
Dalam pos terbarunya di X (sebelumnya Twitter) pada 26 September, Kiyosaki mengacu pada saran dari buku baru James Rickards MoneyGPT, merekomendasikan langkah-langkah praktis yang bisa diambil orang untuk mempersiapkan masa sulit. Nasihat utamanya termasuk menyimpan uang tunai dan koin perak sebagai cadangan daripada hanya bergantung pada rekening bank.
Kiyosaki menyarankan untuk menyisihkan uang tunai setara dengan dua bulan pengeluaran dan menyimpannya di tempat yang aman. Dia menekankan pentingnya memiliki akses fisik ke uang selama krisis, daripada hanya mengandalkan aset digital atau yang disimpan di bank. Selain uang tunai, dia mendorong orang untuk menabung koin perak sebagai alternatif untuk menyimpan tabungan di bank. Menurutnya, perak dapat mempertahankan nilainya dan bisa lebih berguna dalam situasi darurat.
Mengapa Perak dan Bitcoin Penting
Kiyosaki menjelaskan mengapa dia lebih memilih menyimpan koin perak, khususnya U.S. Silver Eagle, daripada hanya menyimpan uang tunai. Dia menjelaskan bahwa dalam krisis keuangan, koin perak satu ons bisa digunakan sebagai bentuk uang, menjadikannya aset yang berharga untuk dimiliki. Perak, sebagai sumber daya yang nyata, bisa menjadi penyimpan nilai yang dapat diandalkan ketika sistem mata uang tradisional mengalami tekanan. Inilah alasan mengapa dia menyarankan untuk memiliki kombinasi uang tunai dan perak untuk kebutuhan mendesak dalam jangka pendek.
Selain perak, Kiyosaki juga menekankan pentingnya memiliki Bitcoin (BTC). Dia secara konsisten merekomendasikan Bitcoin sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan di tengah ketidakstabilan ekonomi. Dia percaya bahwa, dalam jangka panjang, Bitcoin dapat membantu individu meraih keuntungan di dunia finansial. Menurut Kiyosaki, setelah Anda menyimpan cukup uang tunai dan perak untuk menutupi dua bulan biaya hidup, adalah bijaksana untuk berinvestasi lebih banyak dalam Bitcoin untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
Kiyosaki telah membuat prediksi berani tentang nilai masa depan Bitcoin. Dia sebelumnya meramalkan bahwa Bitcoin akan mencapai $500.000 pada tahun 2025, bahkan $1 juta pada tahun 2030. Pandangannya yang optimis tentang Bitcoin terkait dengan keyakinannya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan sangat mengganggu dunia finansial, memicu perubahan besar dalam cara uang beroperasi secara global. Perubahan teknologi ini, diyakininya, akan mendorong nilai cryptocurrency seperti Bitcoin ke tingkat yang baru.
Mengalihkan Fokus dari Pasar Saham
Selain mendorong perak dan Bitcoin, Kiyosaki juga menyoroti langkah signifikan yang diambil oleh Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway dan salah satu investor paling terkenal di dunia. Kiyosaki menunjukkan bahwa Buffett baru-baru ini menjual sebagian besar saham Apple (NASDAQ: AAPL) dan memindahkan sejumlah besar uang ke dalam bentuk uang tunai. Dia menyebut keputusan ini sebagai tanda bahwa bahkan investor teratas pun mulai berhati-hati terhadap pasar saham.
Pada kuartal kedua tahun 2024, perusahaan Buffett menjual 389 juta saham Apple, yang merupakan kontras mencolok dengan kepemilikannya pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun penjualan besar ini, saham Apple masih menyumbang sekitar 30% dari portofolio Berkshire Hathaway, menunjukkan bahwa meskipun Buffett telah mengurangi posisinya, dia belum sepenuhnya keluar dari raksasa teknologi tersebut. Kiyosaki melihat langkah Buffett sebagai bukti bahwa bahkan saham yang secara tradisional kuat mungkin rentan di tengah badai keuangan yang akan datang.
Nasihat Kiyosaki untuk menjauhi pasar saham sejalan dengan peringatan lamanya tentang kemungkinan terjadinya krisis. Dia telah berulang kali menyatakan kekhawatiran bahwa keruntuhan pasar saham terbesar dalam sejarah sudah dimulai, dan dia memperkirakan bahwa situasi ini akan memburuk dalam waktu dekat. Pandangan pesimistis ini tentang saham mencerminkan definisi James Rickards tentang depresi keuangan, di mana pasar mungkin berjuang dalam jangka waktu yang panjang, dan investasi tradisional mungkin berkinerja buruk.
Peringatan yang Sudah Lama Ada
Meskipun prediksi Kiyosaki mungkin terdengar suram, dia telah memberikan peringatan serupa selama lebih dari satu dekade. Sejak 2011, Kiyosaki telah memperingatkan tentang bencana keuangan, dan para kritiknya sering menunjukkan bahwa prediksi buruknya belum sepenuhnya terwujud. Namun, kondisi ekonomi saat ini, dengan inflasi yang meningkat, ketegangan geopolitik, dan pergeseran teknologi, telah memicu perhatian baru terhadap rekomendasinya.
“Ini sudah terjadi. Keruntuhan sudah dimulai. Seperti yang dikatakan Rickards, kita telah memasuki depresi sejak 2008, dan definisi depresi adalah pertumbuhan subprime, jadi Amerika dan dunia belum berkembang.”
Apakah prediksi Kiyosaki menjadi kenyataan atau tidak, nasihatnya memberikan cara untuk melindungi diri dari risiko potensial. Dengan mendorong individu untuk fokus pada aset fisik yang nyata seperti perak dan Bitcoin, serta menyimpan cukup uang tunai, Kiyosaki percaya orang dapat melindungi diri mereka lebih baik dari ketidakpastian masa depan keuangan. Pesannya jelas: bersiaplah sekarang, sebelum krisis datang.